Pengajian Muslimat PAC Kledung di Desa Canggal bersama Ibu Nyai Maratus Solihah

materi pengajian muslimat

Canggal 19 Februari 2025

Materi

 

Prinsip ketenagan hidup

 

Dalam tausiyahnya, Ibu Nyai Maratus Solihah menyampaikan tentang pentingnya menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Beliau menjelaskan bahwa hidup di dunia adalah sementara, sedangkan kehidupan di akhirat adalah kekal. Oleh karena itu, setiap muslim harus berusaha untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

, mari kita kaji prinsip ketenangan hidup menurut Islam berdasarkan kisah Luqmanul Hakim dan cerita tentang naik kuda (atau keledai, karena kisahnya lebih masyhur dengan keledai). Kisah ini sangat relevan dalam menggambarkan bagaimana kita seharusnya bersikap dalam menghadapi perbedaan pendapat dan pandangan orang lain, yang merupakan salah satu aspek penting dalam mencapai ketenangan hidup.

Kisah Luqmanul Hakim dan Keledai

Kisah ini menceritakan Luqmanul Hakim dan anaknya yang sedang bepergian dengan seekor keledai. Di perjalanan, mereka bertemu dengan sekelompok orang yang memberikan komentar dan pandangan berbeda tentang mereka.

 * Ketika Luqman menunggangi keledai dan anaknya berjalan kaki: Orang-orang berkata, "Lihatlah orang tua yang tidak punya hati, membiarkan anaknya berjalan kaki sementara ia enak-enakan naik keledai."

 * Ketika anaknya menunggangi keledai dan Luqman berjalan kaki: Orang-orang berkata, "Lihatlah anak yang tidak sopan, membiarkan orang tuanya berjalan kaki sementara ia naik keledai."

 * Ketika keduanya menaiki keledai: Orang-orang berkata, "Lihatlah orang-orang yang kejam, menunggangi keledai berdua hingga keledai itu kepayahan."

 * Ketika keduanya berjalan kaki dan keledai dibiarkan kosong: Orang-orang berkata, "Lihatlah orang-orang bodoh ini, berjalan kaki padahal punya keledai."

Pelajaran dari Kisah

Kisah ini memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana mencapai ketenangan hidup dalam menghadapi perbedaan pendapat:

 * Tidak Terlalu Peduli dengan Pandangan Orang Lain: Luqmanul Hakim mengajarkan kita untuk tidak terlalu peduli dengan apa yang dikatakan orang lain. Setiap orang memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda, dan kita tidak bisa memaksa mereka untuk setuju dengan kita. Yang penting adalah kita yakin bahwa apa yang kita lakukan sudah benar sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai moral.

 * Menjaga Niat dan Tujuan yang Baik: Dalam setiap tindakan, Luqmanul Hakim selalu menjaga niat dan tujuannya yang baik. Ia tidak pernah berniat untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Inilah yang memberinya ketenangan hati, karena ia tahu bahwa apa yang dilakukannya adalah benar.

 * Bersabar dan Tidak Terburu-buru: Luqmanul Hakim selalu bersabar dalam menghadapi setiap situasi. Ia tidak pernah terburu-buru dalam mengambil keputusan. Ia selalu mempertimbangkan segala sesuatu dengan matang sebelum bertindak.

 * Menyerahkan Segala Urusan kepada Allah SWT: Luqmanul Hakim selalu menyerahkan segala urusannya kepada Allah SWT setelah berusaha dan berdoa. Ia yakin bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik baginya. Inilah yang memberinya ketenangan dan keteguhan hati dalam menghadapi segala cobaan.

Keterkaitan dengan Prinsip Ketenangan Hidup dalam Islam

Kisah Luqmanul Hakim ini sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip ketenangan hidup dalam Islam, seperti:

 * Tawakal: Menyerahkan diri kepada Allah SWT setelah berusaha.

 * Sabar: Menerima cobaan dengan lapang dada.

 * Syukur: Berterima kasih atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT.

 * Ikhlas: Melakukan sesuatu semata-mata karena Allah SWT.

Kesimpulan

Kisah Luqmanul Hakim dan keledai adalah cerminan bagaimana mencapai ketenangan hidup dalam Islam. Dengan tidak terlalu peduli dengan pandangan orang lain, menjaga niat dan tujuan yang baik, bersabar, dan menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT, kita akan mampu meraih ketenangan hati dan pikiran.

 

Dalam tausiyahnya, Ibu Nyai Maratus Solihah menyampaikan tentang pentingnya menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Beliau menjelaskan bahwa hidup di dunia adalah sementara, sedangkan kehidupan di akhirat adalah kekal. Oleh karena itu, setiap muslim harus berusaha untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

"Kehidupan dunia ini hanya sementara, jangan sampai kita terlena dan melupakan kehidupan akhirat yang kekal," kata Ibu Nyai Maratus Solihah.

Beliau juga menyampaikan bahwa salah satu cara untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat adalah dengan memperbanyak amal shalih. Amal shalih adalah segala perbuatan baik yang diridhai oleh Allah SWT. Contohnya adalah shalat, zakat, puasa, haji, membaca Al-Quran, bersedekah, dan lain sebagainya.

"Mari kita perbanyak amal shalih agar kita bisa meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat," ajak Ibu Nyai Maratus Solihah.

Cara Bertetangga dan Bermasyarakat yang Baik

Selain itu, Ibu Nyai Maratus Solihah juga menyampaikan tentang pentingnya menjaga hubungan baik dengan tetangga dan masyarakat. Beliau menjelaskan bahwa setiap muslim harus saling tolong menolong, saling menghormati, dan saling menyayangi.

"Sebagai seorang muslim, kita harus menjaga hubungan baik dengan tetangga dan masyarakat. Mari kita saling tolong menolong, saling menghormati, dan saling menyayangi," kata Ibu Nyai Maratus Solihah.

Menjadi Istri yang Berbakti pada Suami

Sebagai penutup Ibu Nyai Maratus Solihah juga memberikan nasihat kepada para ibu-ibu Muslimat tentang bagaimana menjadi istri yang berbakti pada suami. Beliau menjelaskan bahwa seorang istri harus taat kepada suami, menjaga kehormatan diri, dan selalu berusaha untuk menyenangkan hati suami.

 

 

 

                                                                           Kontributor Desa Digital Desa Canggal


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat